Yaa Allah Yaa Rohmaan Yaa Rahiim Yaa Malik Yaa Qudus Yaa Salam Yaa Mukmin Yaa Muhaimin Yaa Aziiz Yaa Jabbar Yaa Muttakabir Yaa Kholik Yaa Bari Yaa Musyawwir Yaa Ghofar Yaa Khohar Yaa Wahaab Yaa Rozaq Yaa Fattah Yaa 'Alim Yaa Qobith Yaa baashit Yaa Khofith Yaa Raafi' Yaa Mu'iz Yaa Muuzil Yaa Saami' Yaa Baashir Yaa Hakkam Yaa Adl Yaa Latiif Yaa Khobir


Minggu, Agustus 24, 2008

10 Hal menyambut Ramadhan

1. Berdoalah agar Allah swt. memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu dengan bulan Ramadan dalam keadaan sehat wal afiat. Dengan keadaan sehat, kita bisa melaksanakan ibadah secara maksimal di bulan itu, baik puasa, shalat, tilawah, dan dzikir. Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa, ”Allahuma bariklana fii rajab wasya’ban, wa balighna Ramadhan.”

2. Bersyukurlah dan puji Allah atas karunia Ramadan yang kembali diberikan kepada kita. AlImam Nawawi dalam kitab Adzkar-nya berkata, ”Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya. Maka ketika Ramadan telah tiba dan kita dalam kondisi sehat wal afiat, kita harus bersyukur dengan memuji Allah sebagai bentuk syukur.

3. Bergembiralah dengan kedatangan bulan Ramadan. Rasulullah saw selalu
memberikan kabar gembira kepada para shahabat setiap kali datang bulan Ramadan,
“Telah datang kepada kalian bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah. Allah
telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka
pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.” (HR. Ahmad).

4. Siapkan Diri dan Rencanakan kegiatan untuk mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari bulan Ramadan. Ramadhan sangat singkat. Karena itu, isi setiap detiknya dengan
amalan yang berharga, yang bisa membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah.

5. Mengisi waktu-waktu Ramadan dengan ketaatan. Barangsiapa jujur kepada Allah, maka Allah akan membantunya dalam melaksanakan agenda-agendanya dan memudahnya melaksanakan aktifitas-aktifitas kebaikan. “Tetapi jikalau mereka benar terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.” [Q.S. Muhamad (47): 21]

6. Pelajarilah Ilmu hukum-hukum semua amalan ibadah di bulan Ramadan. Wajib bagi
setiap mukmin beribadah dengan dilandasi ilmu. “Tanyakanlah kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui,” begitu kata Allah di Al-Qur’an surah Al-Anbiyaa’ ayat 7.

7. Tinggalkan Dosa dan Kebiasaan buruk pada Ramadan, Bertaubatlah secara benar dari segala dosa dan kesalahan. Ramadan adalah bulan taubat. “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” [Q.S. An-Nur (24): 31]

8. Siapkan jiwa dan ruhiyah kita dengan bacaan yang mendukung proses tadzkiyatun- nafs. Hadiri majelis ilmu yang membahas tentang keutamaan, hukum, dan hikmah puasa. Sehingga secara mental kita siap untuk melaksanakan ketaatan pada bulan Ramadan.

9. Siapkan diri untuk berdakwah di bulan Ramadhan

10. Sambutlah Ramadan dengan membuka lembaran baru yang bersih Kepada Allah,
dengan taubatan nashuha. Kepada Rasulullah saw., dengan melanjutkan risalah
dakwahnya dan menjalankan sunnah-sunnahnya. Kepada orang tua, istri-anak, dan
karib kerabat, dengan mempererat hubungan silaturrahmi. Kepada masyarakat,
dengan menjadi orang yang paling bermanfaat bagi mereka. Sebab, manusia yang
paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.

Selasa, Agustus 19, 2008

Ma'rifatullah

diambil dari buku Ma'rifatullah karya zen M. Al Hadi

Ma'rifatullah artinya mengenal Allah Robbul 'alamiin..
mengenal ALlah adalah pekerjaan yang harus dilakukan secara berkelanjutan hingga sampai betul-betul terasa mempengaruhi seluruh instrumen yang bekerja pada diri kita hingga akhir hayat.
dalam sebuah riwayat Rasulullah ditanya sahabat: "Yaa Rasulullah, mengapa kami telah banyak berdoa tetapi doa kami tidak terkabul juga?, beliau menjawab, karena kalian berdoa kepada tuhan yang tidak kalian kenal."
jadi manusia yang tidak mengenal dan tidak berusaha mengenal-Nya kehidupannya akan terasa berat, gelisah dan jiwanya tercekam.
Bahkan dalam melaksanakan ibadah ritual sekalipun manusia yang tidak mengenal Allah tidak akan merasakan nikmatnya, Indahnya, serta kedamaian dalam beribadah, tapi justru yang ada hanya beban berat yang menyebalkan.
seperti dalam hal mengerjakan sholat, Allah menghendaki kita dalam menyembah-Nya karena kita rindu, kangen, butuh, kagum, syukur.. begitu juga dalam ibadah haji, kalau tidak didasari itu maka tidak ada bedanya dengan turis yang berekreasi, bagaimana mungkin melahirkan cinta dan kerinduan sementara yang dikunjungi tidak dikenal, seperti mengunjungi makam Rasulullah, thawaf di Ka'bah, berdoa dlm wukuf di Arafah, Mina dan Mudzalifah serta tempat-tempat lainnya, akan terasa hambar dan berat pastinya.
jadi beribadah kepada Allah harus diawali dengan Ma'rifatullah, karena dari sanalah kemudian perasaan cinta dan rindu tumbuh didalam hati sanubari yang membawa manusia merasakan nikmatnya beribadah. inilah yang membedakan manusia yang beribadah dengan spiritual yang Ma'rifatullah dan mereka yang tidak mengenal Allah.
d